KEKL Semarang gelar KEKL Talk yang dilaksanakan Sabtu, 19 Desember 2020 dengan tema To Serve and Conserve: “Berkarya, Berdaya, Sejahtera.” KEKL Talk kali ini menggandeng Anastasia Dwirahmi (KEKL 2004) yang merupakan Cultural Heritage Specialist sebagai moderator dan Heribertus Suciadi (KEKL 2009) serta Dr. Claudia Surjadjaja, DDS, M.PH, M.Sc, Dr.PH (KEKL 1988) sebagai narasumber. Acara KEKL Talk dibuka dengan doa dan menyanyikan lagu Mars Kolese Loyola. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua BPK KEKL Semarang.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sharing pengalaman dari kedua narasumber. Narasumber pertama adalah Dr. Claudia Surjadjaja yang merupakan seorang konsultan epidemologi yang saat ini berkarir di Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Dalam sesi sharing nya beliau menceritakan bagaimana akhirnya mantap untuk berkarya sebagai konsultan epidemologi juga menceritakan hal berkesan yang juga menjadi tantangan yang beliau hadapi ketika menjalankan tugasnya. Menurut Claudia, pengalaman berkesan saat menjalani pekerjaannya adalah beliau harus mengkampanyekan tentang hidup sehat ke masyarakat dengan kultur yang berbeda-beda. “Saat harus menyampaikan tentang pentingnya hidup sehat kepada masyarakat yang bisa dikatakan minim informasi mengenai hal itu, kita harus memperhatikan bagaimana cara kita berkomunikasi dengan memiliki cultural sensitivity dan local context karena kedua hal tersebut berkaitan dengan cara penerimaan masyarakat tentang pesan yang akan kita sampaikan.”
Narasumber kedua adalah Heribertus Suciadi yang merupakan seorang Primate Conservation Photographer. Beliau menceritakan bagiamana beliau memutuskan untuk mempelajari fotografi karena kecintaanya pada alam. Saat ini beliau berkarya di LSM Konservasi Lingkungan Hidup, Ketapang, Kalimantan Barat. Beliau fokus untuk menangani kampanye tentang kerusakan lahan dan dampaknya bagi lingkungan hidup serta konservasi orang utan.
Jawaban berbeda dikemukan oleh Heribertus. Bermula dari kecintaannya pada alam dan fotografi, beliau memutuskan untuk mempelajari fotografi sekaligus bergabung dengan MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam). Tahun 2013 adalah titik awal baginya untuk mendalami fotografi. Pada perjalanannya ke Nepal, Heribertus bertemu dengan seorang seniornya yang menawarkan pekerjaan menjadi fotografer di sebuah LSM konservasi lingkungan hidup. Dengan mantap, beliau menerima tawaran tersebut dan mengabdikan diri ke LSM konservasi lingkungan hidup, Ketapang, Kalimantan Barat, yang juga merupakan tempatnya bekerja saat ini. Saat ini, beliau fokus menangani kampanye tentang kerusakan lahan dan dampaknya bagi lingkungan hidup serta konservasi orang utan. Pengalaman berkesan untuknya adalah saat ia dan rekan-rekannya harus bergerak dari kampung ke kampung untuk mengkampanyekan tentang konservasi lingkungan hidup dan orang utan kepada masyarakat. “Masyarakat harus lebih dulu diedukasi mengenai konservasi ini, karena memelihara dan mengonsumsi orang utan merupakan hal yang lumrah di sana. Padahal, ketika orang ingin memelihara anak orang utan, mereka harus membunuh induknya terlebih dulu. Jika hal itu terus menerus dilakukan, bukan tidak mungkin bahwa suatu nanti orang utan hanya mampu dilihat melalui gambar saja. Orang utan juga merupakan spesies payung, yaitu spesies yang menyebarkan biji-bijian saat berpindah-pindah dan makan. Jika spesies payung punah, maka bukan tidak mungkin suatu saat hutan tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Maka dari itu, menyelamatkan orang utan berarti menyelamatkan hutan,” ujarnya.
Saat ditanya apakah kedua narasumber merasa sejahtera dengan pekerjaannya saat ini, keduanya memiliki jawaban yang tidak jauh berbeda. Kedua narasumber mengungkapkan apabila kesejahteraan yang dimaksud adalah menjadi konglomerat, maka hal itu tidak akan tercapai dengan pekerjaan mereka saat ini. Namun, jika untuk memenuhi kebutuhan hidup, keduanya mengatakan cukup dan sangat bersyukur dengan pekerjaan mereka saat ini. Selain itu, mereka juga berpesan kepada generasi muda untuk selalu memiliki kompetensi dan kemauan dalam menjalani segala hal.
KEKL Talk kali ini kemudian ditutup dengan pemaparan kesimpulan acara oleh moderator, dilanjutkan dengan pemaparan mengenai KEKL Alumni Day 2020 oleh Tines dan Aemy (KEKL 1990) dan sesi foto bersama, kemudian doa penutup oleh MC.