KEKL Bandung: Ngoblak 30 Tahun Karir Senior Vice President Banyan Tree Hotels and Resorts

thumbnail

KEKL Bandung kembali gelar acara KEKL Talk : Ngoblak (Ngobrol Blak –Blakan) pada Sabtu, 1 Mei 2021 dengan narasumber Dharmali Kusumadi (KEKL 1977), Senior Vice President di Banyan Tree Hotels and Resorts. Acara ini berlangsung pada pukul 19.00-23.00 WIB dan dilanjut after party bincang-bincang santai hingga pukul 02.00 WIB, melalui aplikasi Zoom secara daring dan diikuti sebanyak 233 peserta yang terdiri dari KEKL, para praktisi, dosen, dan mahasiswa baik yang berada di Indonesia maupun luar negeri. Dana yang masuk dari acara kali ini disumbangkan ke Yayasan Rumah Tumbuh Harapan (Rumah Ruth), sebuah organisasi non-profit yang bergerak di bidang sosial.

Ngoblak kali ini membahas mengenai perjalanan karir Dharmali Kusumadi di industri perhotelan dalam menangani dan mendesain proyek Luxury Hotels dan Resorts yang lokasinya ada di seluruh penjuru dunia. Secara khusus, beliau membahas mengenai trend hotel dan resort setelah pandemi Covid-19, inspirasi desain beliau dalam mendesain hotel dan resorts, dan pengalaman beliau selama 30 tahun berkarya.

Sesi pertama dimulai dengan perkenalan singkat dari narasumber dilanjutkan dengan cerita tentang perjalanan karir beliau. Setelah lulus dari SMA Kolese Loyola, Dharmali melanjutkan studinya di Universitas Katolik Parahyangan jurusan arsitektur. Sembari kuliah, beliau juga bekerja mulai dari berdagang anak anjing hingga kontraktor bangunan. Setelah lulus kuliah, beliau kembali ke Semarang untuk mengerjakan beberapa proyek bangunan dan kemudian pindah ke Bali karena mendapatkan proyek di sana dari sebuah sayembara hotel dan restoran. Pada tahun 1991, Dharmali memulai karirnya dengan Banyan Tree Hotels and Resorts dan tinggal di Singapura.

Menurut Dharmali, mendesain sebuah hotel adalah suatu hal yang kompleks dan membutuhkan proses yang panjang dikarenakan berkaitan dengan banyak aspek. Proses mendesain dan membangun sebuah hotel biasanya berlangsung sekitar 5-7 tahun lamanya. Selain itu, dalam prosesnya dapat terjadi banyak perubahan baik dari segi desain maupun aspek lainnya, bahkan kegagalan juga dapat terjadi. Hotel merupakan sebuah investasi jangka panjang, sehingga desain dan seluruh sistemnya juga dituntut untuk memiliki sustainability yang baik. “Mendesain hotel bukan sesuatu yang glamorous atau fun, namun bagi saya sangat memuaskan,” ucap beliau.

Proyek Banyan Tree pertama di Indonesia terletak di Bintan, yang juga merupakan proyek pertama yang ditangani oleh Dharmali. Dibangun tahun 1991, resort ini berdiri di sebuah rainforest dengan kontur dan lingkungan yang unik. Saat itu, area Bintan sedang dikembangan menjadi sebuah multi-integrated resort dengan lima investor dari Singapura, salah satunya adalah Banyan Tree. Desain resort Bintan dibuat menyatu dengan alam, dengan atap genting merah sehingga tidak terlihat kontras dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, interiornya terinspirasi dari kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia dengan tujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke turis asing. Resort ini mendapat penghargaan World Golf Award 2020.

Pada sesi kedua, Dharmali membahas mengenai keadaan industri perhotelan dan resort di masa pandemi Covid-19 ini. Beliau mengatakan bahwa pada masa pandemi ini, bisnis hotel merupakan salah satu sektor yang sangat terkena dampak. Beliau menyebutkan pada masa ini, untuk mencapai break even point 40% adalah hal yang sulit bagi para pebisnis di bidang ini. Bahkan rata-rata occupancy resort dan hotel menjadi di bawah 25%. Banyak hotel dan resort yang tutup dikarenakan tingkat occupancy turun di bawah 10%.

Dharmali mengatakan, mengacu Asia Pacific Tourism Market Report 2020, negara-negara Asia Pasifik paling terdampak Covid-19. Beberapa proyek Banyan Tree juga harus diberhentikan. Beberapa di antaranya terletak di negara Asia Pasifik, seperti: Thailand, Arab Saudi, China, Jepang, Qatar, dan Indonesia. Dharmali kemudian menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi keadaan saat ini untuk bisnis hotel dan resort seperti  membuka peluang hotel untuk pasar domestik atau lokal yang merupakan imbas dari penurunan jumlah pengunjung internasional. Selain itu, dapat dilakukan juga sistem buka tutup hotel, meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas ruangan, dan juga meningkatkan keamanan dalam bentuk kebersihan, sirkulasi udara, dan lain-lain. “Hotel dapat belajar dari rumah sakit bagaimana mendesain sirkulasi udara yang baik”, ucap Dharmali.

Acara kemudian dilanjutkan ke sesi ketiga setelah waktu break dan foto bersama. Di sesi ketiga ini adalah sesi tanya jawab dengan para peserta. Sesi tanya jawab berlangsung sangat seru. Peserta sangat antusias terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diluncurkan. Berbagai pertanyaan disampaikan oleh peserta mulai dari perihal teknis hingga operasional.

Setelah acara tanya jawab, acara ditutup dengan pengumuman pemenang quiz yang dilakukan di sesi break. Hadiah quiz dipersembahkan oleh NOELZ T-Shirt Specialist, APTA Architect, Rumah Ruth, PT Propan Raya, dan Yahintara. Selain itu, hadiah untuk pemenang foto terheboh dipersembahkan oleh Citra Garden City Semarang dan hadiah doorprize dipersembahkan oleh PT Saniharto.

Akhir kata, Dharmali berpesan untuk mahasiswa arsitektur masa kini untuk selalu mau belajar lebih, terlebih hal yang tidak diajarkan di kampus. “Untuk arsitek muda, bukan saatnya menjadi arsitek generalis”, ucap Dharmali. Beliau menyarankan untuk menjajaki minat yang spesifik supaya dapat menjadi ahli.

Writer
Humas KEKL
Date Published
31 Mei 2021
Category
Event